Agama ini bukan saja tanggung jawab kaum lelaki. Dan pahala-pahalanya
bukan saja diberikan kepada kaum lelaki. Tetapi kaum wanita juga
mempunyai tanggung jawab, merujuk kepada ayat Al-Qur'an. Dan juga
sahabiyah-sahabiyah, isteri para sahabat juga berperan dalam agama. Kita
bisa melihatnya dari kisah-kisah mereka.
Banyak orang jahil
mempunyai konsep atau pengertian yang salah mengenai Islam. Mereka tidak
mengerti Islam. Dan mereka berpikir bahwa Islam sangat mendiskreditkan,
merendahkan perempuan, tidak memberikan kesempatan kepada perempuan,
mengekang wanita dengan tidak membolehkan bercampur, perempuan menjadi
tidak bebas, dianggap rendah, dan sebagainya. Padahal agama adalah
tanggung jawab wanita dan lelaki. Kita semua bersama-sama. Kita dapat
melihat ini melalui sejarah Islam, saat tersebarnya Islam.
Khadijah
RA, adalah contoh, teladan untuk kita ikuti, perhatikan, dan mengerti
bagaimana peranan wanita. Saat Rasulullah SAW menerima wahyu pertama
dari Allah SWT, dengan segera Rasulullah berjumpa dengan Khadijah. Dan
saat itu Rasulullah SAW dalam keadaan ketakutan, ketidaknyamanan, karena
ini adalah saat pertama Beliau berjumpa dengan Jibrail AS. Ini pertama
kali Beliau melihat Jibrail dalam bentuk sebenarnya. Jadi Beliau sangat
takut.
Saat Beliau menggigil, ketakutan, Khadijah lah orang
pertama yang menenangkan Beliau, Khadijah lah orang yang meneduhkan Nabi
SAW. Menghilangkan ketakutan nabi SAW. Karena Khadijah tahu betul
bagaimana akhlaq mulia suaminya yang tak pernah melakukan sesuatu yang
buruk. Tidak mungkin Allah akan menyusahkan Beliau.
Khadijah lah
orang pertama yang masuk Islam. Khadijah lah orang pertama di dunia yang
membenarkan Nabi SAW. Khadijah lah orang pertama yang menerima pesan
dakwah, pesan Islam. Khadijah saat itu juga menolong Rasulullah SAW.
Beliau kemudian menjumpai pamannya Waraqah bin Naufal. Lalu menceritakan
semuanya seperti yang diceritakan nabi SAW padanya. Kemudian Waraqah
berkata, "Itulah Namus seperti yang dilihat oleh Musa AS. Suamimu benar,
jangan khawatir. Suamimu adalah seorang nabi." Jadi kita lihat saat
pertama, wanita sudah memainkan peranan. Begitu Khadijah mendengar
cerita Rasulullah SAW, saat itu juga ia terus menolong Rasulullah SAW,
langsung mengadakan dakwah. Dia bukan perempuan yang hanya tinggal di
rumah, tidur, rehat. Tapi dia langsung berfikir bagaimana menolong
suaminya.
Sekarang kita lihat orang pertama yang mati untuk
Islam. Kita tahu, para sahabat mengalami penyiksaan yang begitu berat,
kehilangan tangan, kaki, dan semua penderitaan yang maha hebat lainnya.
Tapi orang pertama yang Allah tentukan untuk mati di Jalan Allah adalah
wanita, yaitu Sumayyah. Ini adalah suatu hal yang mesti diterima kaum
lelaki. Allah mentakdirkan orang yang pertama syahid adalah wanita. Dia
dibunuh karena kalimah Laa Ilahaa Ilallah, Muhammadurasulullah. Padahal
kalau dia terima saja, murtad, maka dia akan dibebaskan dan akan dapat
keduniaan. Tapi dia tetap teguh kepada keyakinannya. Jadi kita mesti
pahami, bahwa Allah sengaja mengatur semua ini untuk menjadi suatu
teladan, satu pesan, yang patut diambil berat di dalam sejarah Islam,
yang wanita mempunyai peranan penting, bukan saja menerima agama Islam,
tapi mati dalam mempertahankan agama Islam.
Dapat dilihat bahwa
orang pertama yang masuk slam adalah perempuan. Orang pertama yang mati
syahid juga perempuan. Satu lagi yang Allah mau tunjukkan adalah pertama
perempuan, pertama guru hadits adalah isteri Rasulullah SAW. Setelah
Khadijah, muncullah 'Aishah RA. 'Aishah RA pernah mengajar para sahabat
tentang hadits. Dikabarkan ada 2220 hadits yang diriwatkan oleh 'Aishah
RA. Banyak hadits yang kita baca adalah dari 'Aishah RA. Dan Rasulullah
SAW ketika hampir wafat mengatakan, aku meninggalkan dua hal untukmu
yang jika engkau benar-benar berpegang teguh padanya, dengan kedua
tanganmu erat-erat maka engkau akan selamat. Itulah Kitabullah dan
sunnah Rasulullah SAW. Jadi kita boleh melihat bahwa 'Aishah RA
menyumbang peranan penting dalam meriwayatkan hadits.
Kita lihat
berikutnya, setelah 'Aishah, juga isteri-isteri Baginda SAW yang lain.
Dan juga para sahabiyah. Mereka mengajar masyarakat, mengajar
anak-anaknya, mengajar tetangganya. Mereka mengajarkan tentang Islam
kepada orang-orang. Mereka bukan hanya masak, basuh pakaian, tetapi
mereka mengajarkan generasi, mengajarkan agama. Dulu tidak ada sekolah
Islam. Merekalah sekolah Islam.
Rasulullah SAW pernah membawa
'Aishah untuk berjihad. Mereka pergi bukan untuk urusan bisnis, mereka
bukan pergi untuk kepentingan lainnya, bersenang-senang, makan angin,
jalan-jalan, mengunjungi orang- orang, tetapi mereka pergi untuk
berjihad. Mereka pergi untuk menyebarkan Islam. Dalam peperanganpun
mereka ikut mengambil bagian. Mereka menolong para sahabat membawa
senjata, mereka memainkan peranan aktif dalam usaha menyebarkan dan
mempertahankan agama Islam. Jadi ini adalah satu hakekat yang tidak
boleh diingkari bahwa wanita memainkan peranan aktif, bersama dalam
menyebarkan agama, dalam berdakwah sama-sama dengan lelaki.
Sekarang
lihat Ummu Salamah. Ummu Salamah dibawa Nabi saat perjanjian Hudaibiyah
dibuat. Banyak sahabat yang tidak merasa puas dengan perjanjian yang
mereka rasa berat sebelah dan merugikan umat Islam. Tapi Rasulullah SAW
tetap melaksanakan perjanjian itu. Maka melihat keadaan para sahabat,
Rasulullah merasa bersusah hati. Beliau pergi menemui Ummu Salamah RA,
dan memberitahu tentang sikap para sahabat, yang tidak mau mencukur
rambut dan kembali ke Medinah. Maka Jawab Ummu Salamah, "Mudah saja
Rasulullah. Anda cukur saja rambut anda sekarang, mereka akan
mengikuti."
Jadi saat para sahabat melihat Rasulullah SAW telah
mencukur rambutnya, merekapun merasa terpukul, mereka merasa telah tidak
mengikuti perintah Rasulullah SAW. Maka saat itu juga semua sahabat
mengikuti apa yang diperbuat Rasulullah SAW. Disinilah Allah telah
mengaruniakan kelebihan terhadap kaum wanita. Yaitu ketajaman
firasatnya. Dan inilah bukti sumbangan kaum wanita dalam dakwah.
Kita
lihat bahwa bukan saja isteri-isteri Rasulullah SAW, tetapi juga
sahabiyah, isteri-isteri. Adek perempuan, ibu dari para Sahabat
memainkan peranan penting. Saat masuk Islam, mereka langsung faham bahwa
saat mereka menerima Islam itu artinya mereka tidak hanya pasif di
rumah, tetapi juga langsung aktif membuat dakwah untuk anak perempuan,
kaum wanita lain, tetangga. Dalam satu riwayat, Nabi SAW bersabda, dalam
satu peperangan, ketika saya melihat ke kanan, kekiri, saya nampak satu
sahabiyah bernama Nusaibah (Ummu Amarah). Dia tengah berperang,
memegang pedang, memotong dengan pedang, melawan bersama-sama kaum
lelaki.
Saat masa Ummar RA, perempuan menyumbang peranan besar
dalam segala aspek, baik politik, ekonomi dan sebagainya. Saat itu
kekayaan Islam sedang berlimpah ruah, menyebabkan terjadinya inflasi.
Maka Ummar RA memutuskan untuk menentukan batas mahar. Maka dalam satu
syuro (perwakilan rakyat) yang terdiri dari wakil-wakil baik lelaki
maupun perempuan Ummar memberitahu cadangannya. Maka bangkitlah seorang
perempuan dan berkata, "Siapakah dia Ummar yang mau merubah apa yang
telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya?"
Itulah peranan wanita.
Wanita diikutsertakan dalam perwakilan rakyat, tapi menurut cara Islam.
Bukan seperti yang terjadi sekarang, dimana bercampur baur antara lelaki
dan perempuan. Tapi cara Islam yaitu wanita terpisah tempatnya dari
lelaki di sebelah belakang.
Kita bisa melihat dalam segala bidang
wanita memegang peranan yang penting. Mereka langsung mengetahui apa
yang mesti dimainkan saat menerima Islam. Mereka segera tahu apa
kewajibannya dalam Islam. Wallahu'alam.(Sumber: www.kotasantri.com)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar