Wanita shalihah...
Ia merupakan sosok makhluk lembut yang menjadi
idaman bagi setiap muslim yang shaleh. Karena pada dirinya terdapat
perhiasan terindah di dunia ini sebagaimana disinyalir oleh Sang pembawa
kabar gembira Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim yang artinya: “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya
perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.
Lantas seperti apasih wanita shalehah itu???
Wanita
shalehah adalah wanita yang benar-benar mengahambakan diri kepada Allah
dan beribadah hanya kepadaNya. Ia menjauhkan diri dari perbuatan syirik
baik kecil apalagi besar, tidak menyembah kecuali kepada Allah, tidak
minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesaji kepada
Ratu Laut Selatan atau ratu-ratu lainnya, tidak kedukun, nggak make
jimat dan banyak lagi perbuatan syirik yang dapat meluluh lantakan amal
shaleh Allah berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada Nabi-nabi sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tetulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu
sambah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur'”.
Lebih
gawat lagi Allah tidak akan mengampuni dosa syirik sebagaimana
termaktub dalam firmanNya yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni
dosa selain dari syirik itu bagi siapa saj yang di kehendakiNya. Barang
siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka ia telah
tesesat sejauh-jauhnya”.(QS 4 : 116)
Wanita shalehah adalah
wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya, Allah
SWT menyelaraskan perintah beribadah hanya kepadanya dengan perintah
berbuat baik dengan orang tua. Perhatiakan firman Allah dalam Qs
Al-Israa’ ayat 23-24 yang artinya: “Dan Tuhanmu telah memrintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan 'ah' dan janganlah kamu
membentak mereka da n ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. Lihat juga Qs 31 : 13-15
Wanita
shalihah adalah wanita yang menjadikan shalat sebagai kebahagian
tersendiri baginya, seperti yang dilalkukan oleh idolanya, Rasulullah
SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’i dari
Anas Ra: “Dan kujadikan shalat sebagai permata hatiku”. Ia tidak lalai
mendirikan shalat tepat pada waktunya, khusu’ dalam shalat-shalatnya,
gemar berpuasa dan bersedekah, sungguh- sungguh dalam do’anya antara
takut dan penuh harap.
Wanita shalehah
Jilbab adalah
pakaiannya, busana muslimah yang menutup rapat seluruh auratnya, pakaian
yang disyariatkan oleh Sang Penguasa jagad raya kepadanya. Allah
berfirman yang artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: 'hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya
mereka lebih untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Jilbab adalah syi’ar islam,
hanya jilbab yang menjadi pembeda antara muslimah dan wanita kafir di
tempat umum. Wanita shalehah tahu apapun yang disyari’atkan Allah kepada
manusia, tidak lain untuk kebaikan mereka.
Wanita shalehah...
Dalam
dirinya terkumpul kebaikan akhlak, adab baginya lebih baik dari zahab
(emas), penghias bibirnya adalah zikrullah dan bacaan Al-Qur’an, pemerah
pipinya adalah rasa malu, eye shadawnya gahdul bashar dan ia selalu
menjaga kesuciannya sebagai aplikasi dari firman Allah yang artinya:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudungnya kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasanya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami
mereka, atau saudar- saudara leleki mereka, atau putra- putra saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung'”. (Qs
24 : 31).
Ia juga menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki yang
bukan muhrim, baik melalui bersalaman apalagi diraba-raba. (Iiii
ngeriii). Rasul SAW bersabda yang artinya : “Sekiranya ditusukkan jarum
besi ke kepala salah seorang diantara kamu, itu lebih baik dari pada ia
menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. (HR At-Thabroni dan Baihaqi
dari mi’qol bin yasaar)
Wanita shalehah adalah wanita yang
terdidik dengan tarbiyah islamiyah, terus memperdalam ilmu syar’i, aktif
dalam kegiatan dakwah beramar makruf nahi mungkar.
Wanita shalehah...
Ia
senantisa berusaha menghindari ikhtilat, berkhalwat, apalagi pacaran.
Pacaran? makhluk apaan tuh? Tidak la yau. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya : “Tidaklah laki-laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan)
kecuali yang ketiganya adalah setan”.(Hr Tirmizi)
Wanita shalehah...
Hari-hari
libur dari ritualnya ia ganti dengan dangan hal-hal yang bermanfaat,
membaca buku-buku islam, mendengar kaset-kaset ceramah, memperbanyak
sedekah dan lain sebagainya.
Pendeknya, wanita shalehah adalah
sosok wanita yang taat melaksanakan perintah Allah, sungguh- sungguh
terhadap kewajiban dan hirs terhadap nawafil, sehingga ia dapat
menggapai cintaNya sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dalam
sebuah hadits qudsy yang dirwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abi
Hurairah yang artinya: Rasul bersabda: "Allah berfirman: 'Barang siapa
yang menjadikan selain Ku sebagai sekutu, Aku telah mengizinkan agar ia
diperangi, tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan
sesuatu yang lebih dari yang Aku wajibkan, dan hambaku itu selalu
mendekatkan diri kepadaKu dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Aku
mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, Akulah pendengaranya yang
ia gunakan untuk m endengar dan pengelihatannya yang ia gunakan untuk
melihat dan tangannya yang ia gerakan dan kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan, apabila ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan apabila ia
meminta perlindungan niscaya Aku lindungi.'" (Hr Bukhary)
Dan
meninggalkan laranganNya, berusaha menghindari yang makhruh dan
sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah
melakukan kesalahan dan dan luput dari perbuatan dosa, tidak, karena
tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang
disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya: “Setiap anak Adam pernah
melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat
dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia
terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat
bertaubat dari kesalahannya tersebut dan bersegera menuju ampunan Allah
sebagaimana termaktub dalam firmanNya yang artinya: “Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapalagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui”. (Qs 3 : 135).
Seluruh hari-harinya adalah ibadah,
praktis dari bangun tidur sampai tidur lagi dipenuhi dengan ibadah, no
time withouth ibadah begitulah mottonya. Maka jadilah ia seorang
muslimah yang berakidah bener, ibadah seeur, akhlak bageur, berbadan
seger dan otaknya pun pinter. So pemuda muslim akan ngiler, trus ngincer
untuk selanjut nguber. Nah lho.....
Wanita shalehah...
Ketika
di khitbah oleh seorang muslim yang shaleh dan multazim, ia tidak
menolaknya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Jika datang kepadamu
(mengkhitbah) orang yang kamu ridha dien dan akhlaknya, maka nikahkanlah
dia, bila tidak, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar”. Ia
memprioritaskan dua syarat dien dan akhlak, namun tidak terlalu ghulu
(berlebihan) dalam menyaring dan menentukan pilihan, sebab ia tahu tidak
ada orang zaman sekarang yang imannya setaraf dengan Abu Bakar atau
Umar. Cukuplah baginya pemuda yang shaleh dan multazim, itulah yang ia
nantikan.
Suami, ah gadis mana yang tidak mengenangkan suami,
pendamping dan pasangan hidup, yang akan memberikan kebahagiaan dan
keceriaan? Rasanya semua gadis mengimpikannya. Akan dinantinya saat-saat
kedatangan sang pujaan hati dengan debar bahagia di dada, dengan rona
memerah dipipi, terlambunglah angan dan teruntailah harapan: “Akankah
kumiliki suami idaman nan shaleh? Suami yang dapat dijadikan tempat
berbagi, tempat belajar, tempat mencurahkan isi hati , tempat bermanja,
juga tempat menyerahkan ketaatan agar tercapai ridha Ilahi, suami yang
menjadi qowam yang dapat menggandeng tangan pasangannya menuju syurga
Allah, suami yang menjadi teladan, suami yang menjadi pendidik, suami
yang menjadi kecintaan, aah pantas kiranya tak boleh sembar angan
memilih suami...
Wanita shalehah...
Saat memasuki jenjang
pernikahan, terbetik azam dalam hatinya, untuk mengoptimalkan diri dalam
mencurahkan ketaatan kepada suaminya, terngiang di telinganya nasehat
seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernihkahan sang
putri tercinta:
“Wahai putriku tersayang… Sesungguhnya nasehat
ini jika ditinggalkan karena keagungan adab maka kutinggalkan ia
untukmu. Nasehat ini merupakan peringatan bagi orang yang lalai (lupa)
dan petunjuk bagi yang berakal, jika seorang wanita tidak butuh terhadap
pernikahan, niscaya kedua orang tuanya lebih tidak membutuhkannya, akan
tetapi keduanya sangat membutuhkannya, karena wanita diciptakan untuka
lelaki dan laki-laki diciptakan untuk wanita.
Putriku sayang...
kini engkau akan berpisah dari udara dan dunia remaja yang akupun telah
melaluinya. Kini engkau akan menjalani hidup baru yang juga pernah
kujalani, menuju
kehidupan yang belum engkau ketahui dan teman yang
belum engkau pahami, dia akan menjadi raja dan pelindung bagimu. Jadilah
engkau budaknya, niscaya dia akan menjadi budak yang
dekat denganmu, ingat dan peliharalah sepuluh point yang akan menjadi modal dan simpanan bagimu.
Yang
pertama dan kedua adalah: Tunduk berkhidmat kepadanya disertai dengan
qona’ah. Memperhatikan ucapannya disertai dengan to’ah (taat).
Yang ketiga dan ke empat: menjaga persaan mata dan hidungnya, jangan sampai matanya
melihat sesuatu yang jelek darimu dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan
wangi.
Adapun
yang kelima dan enam: perhatikanlah watu makan dan tidurnya, karena
rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang
amarah.
Yang ke tujuh dan delapan: menjaga hartanya serta menaruh hormat terhadap keluarganya,
aturlah hartanya dengan baik dan pergauilah keluarganya sebaik mungkin.
Dan
yang ke sembilan dan sepuluh: jangan engkau maksiat dan menentangnya,
jangan pula engkau beberkan rahasianya, bila engkau menentangnya maka
engkau telah mengobarkan kemarahannya dan jika engkau membeberkan
rahasianya niscaya engkau tidak akan merasa aman akan kepergiannya.
Kemudian jangan sampai engkau menampakkan kegembiraan jika ia sedang
bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila ia sedang gembira.
Wanita shalehah...
Ia
tahu bahwa kehidupan rumah tangga tidak melulu berjalan mulus,
berbentangkan permadani. Kehidupan rumah tangga tak ubahnya sebuah kapal
yang berlayar di tengah samudra, terkadang tenang dengan ombak dan
riak-riak kecil, namun dilain waktu angin kencang melanda, badai
menghantam, ombak bergulung seakan ingin menenggelamkan kapal dan
seluruh isinya. Saat seperti itulah peranan suami istri teruji, jika
mereka kompak, bahu-membahu dengan saling pengertian, InsyaAllah biduk
akan selamat sampai ketepian.
Wanita shalehah...
Ia menjadi
sesuatu yang paling berharga bagi suaminya setelah ketakwaannya kepada
Allah, bila dipandang oleh sang suami menimbulkan rasa bahagia dihati.
Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits yang artinya: “tidak ada yang
lebih bermanfaat bagi seorang muslim setelah takwa kepada Allah dan
lebih baik baginya selain dari istri yang shalehah, apabila ia
memerintahnya dia akan mentaatinya, jika ia melihat kepadanya dia
membahagiakannya, jika bersumpah kepadanya dia menepatinya dan bila ia
tidak berada di dekatnya dia menjaga dirinya juga harta suaminya”. (HR
Ibnu Majah).
Ia tidak memasukkan lelaki kerumahnya tanpa seizin
sang suami dan selalu menjaga harga diri dan kepercayaan suaminya. Allah
berfirman yang artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki)
atas sebagian yang lain (wanita), dan kerena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka”. (Qs 4 :
34).
Ia selalu ridha dengan apa yang diberikan suami, betapapun
kecilnya pemberian itu dan tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak
tergapai oleh penghasilan sang suami.
Wanita shalehah...
Ia
sabar saat-saat sang suami meninggalkannnya untuk menuntut ilmu, mencari
rizki, atau kepentingan dakwah dan menyambut kepulangan suami dengan
senyum mengembang dan wajah ceria.
Wanita shalehah...
Apabila
suaminya dilanda futur, semangatnya mengendur, ia tampil menegur “Mas
kok loyo”, memberikan motivasi dan mengobarkan semangat juangnya.
Wanita shalehah...
Ia
selalu melahirkan generasi robbani, mengenalkan putra-putrinya kepada
Allah sejak dini, bahkan sebelum sang anak itu terlahir kedunia.
Mengasuhnya dengan sabar dan penuh keibuan, mendidiknya dengan
pendidikan islami, mengajari Sunnah-sunnah Nabi, akhlakul karimah dan
lain sebagainya. Ibu adalah madrasatul Ula bagi putra-putrinya.
Dengan
demikian ia akan menjadi mar’ah shalehah, zaujah muti’ah dan ummu
madrasah. Singkatnya, wanita shalehah adalah gambaran sosok hamba Allah,
pengikut Rasul, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang baik dan
menjadi uswah hasanah bagi orang lain.
Indah nian alunan nasyid
yang berbunyi: “Sungguh indah permata dunia, intan mutu manikam, emas
dan berlian yang memikat hati. Namun tiada seindah bunga wanita shalehah
harapan agama...
Demikianlah beberapa sifat dan karakter wanita shalehah yang menjadi dambaan setiap muslimah.
Akankah aku mendapatkannya?(Sumber: Friendster Bulletinboard)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar